Thursday, July 2, 2015
Kampung Silat Madiun Mewujudkan Kerukunan antar Pesilat
Sepanjang tahun 2013, wilayah Madiun, Jatim, sekitarnya selalu diwarnai dengan bentrokan antarperguruan silat atau perguruan silat dengan warga, yang menimbulkan kerugian materi dengan rusaknya bangunan rumah warga maupun kendaraan bermotor hingga korban jiwa.
Gebrakan Kapolres Madiun Kota AKBP Anom Wibowo yang merangkul belasan perguruan pencak silat di Madiun, Jawa Timur, dengan membentuk Paguyuban Pencak Silat Madiun, memang mengundang berbagai reaksi di masyarakat setempat.
Ada yang menyanjung, namun tak sedikit pula yang acuh tak acuh, bahkan pesimistis. Untuk warga yang menyanjung, reaksi tersebut dinilai membawa aroma dan harapan baru bagi kehidupan serta interaksi perguruan pencak silat di Madiun khususnya.
Terbentuknya Paguyuban Pencak Silat Madiun hingga melahirkan ikon Madiun sebagai Kampung Pesilat, diharapkan mampu menjadi "obat" bagi "penyakit kronis" dalam interaksi antaranggota pencak silat yang selama ini selalu dipenuhi dengan konflik.
"Baguslah dibentuk Madiun Kampung Pesilat. Paling tidak hal tersebut dapat mengurangi bentrokan antarpesilat yang sering terjadi selama ini," ucap seorang warga Kelurahan Tawangrejo, Madiun, Kustina Dewi.
Namun, bagi warga yang acuh dan bahkan pesimistis, gagasan tersebut dinilai sia-sia alias percuma. Sebab, konflik antaranggota pencak silat, terlebih di lini bawah, akan tetap terjadi meski upaya serupa telah dilakukan.
Pada tahun-tahun sebelumnya, setiap agenda "Suroan" atau Suran Agung (Tahun Baru Islam/Hijriah), pimpinan kepolisian setempat dengan sejumlah pengurus perguruan pencak silat di Madiun telah membuat dan menandatangi nota kesepahaman untuk tetap menjaga kondisi Madiun dan sekitarnya kondusif.
Namun, kenyataannya tidak demikian. Kerusuhan antarpesilat masih saja terjadi. Selain tawuran, aksi perusakan terhadap rumah milik warga, toko, dan sejumlah fasilitas umum, selalu dilakukan oleh para pesilat tersebut.
Gesekan-gesekan akibat sejarah latar belakang berdirinya kedua perguruan silat besar di Madiun, yakni Persaudaraan Setia Hati (PSH) Tunas Muda Winongo dan PSH Terate, tetap terjadi.
Demkian juga halnya yang terjadi pada momentum malam 1 Suro yang dilakukan oleh anggota PSH Terate dan momentum Suran Agung oleh anggota PSH Tunas Muda Winongo tahun 2013 yang baru saja berlalu. Meski acara tahunan tersebut digelar berdekatan dengan lahirnya atau dibentuknya Paguyuban Pencak Silat Madiun, namun hal itu belum mampu meredam konflik yang ada.
Data Satuan Reskrim Polres Madiun Kota mancatat, pada momentum tahunan jelang akhir tahun 2013 tersebut, masih diwarnai oleh sejumlah kerusuhan, baik yang dilakukan dari kubu PSH Terate maupun PSH Tunas Muda Winongo.
Pada momentum malam 1 Suro, tercatat ada dua kasus kriminalitas dengan dua orang tersangka yang berhasil diamankan polisi. Sedangkan pada momentum Suran Agung, tercatat ada lima kasus kriminalitas dengan lima orang tersangka yang diamankan oleh polisi.
"Total ada tujuh kasus dengan enam tersangka. Adapun kasus kriminalitas yang dilakukan antara lain, pengeroyokan, penganiayaan, dan perusakan rumah warga," ujar Kepala Satuan Reskrim Polres Madiun Kota AKP Suhono.
Meski masih terjadi, namun pihaknya mengklaim jumlah kasus kerusuhan tersebut menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Di mana pada Suran Agung dan Suroan tahun 2012 tercatat terjadi sebanyak 15 kasus kriminalitas dengan 10 orang tersangka, baik yang dilakukan oleh anggota PSH Terate maupun PSH Tunas Muda Winongo.
Polisi menilai penurunan jumlah perkara kerusuhan saat Suroan atau Suran Agung tahun 2013 tersebut tak lepas dari upaya pendekatan ke pengurus dan anggota perguruan pencak silat yang dilakukan oleh polres setempat.
PR Panjang
Meski Paguyuban Pencak Silat Madiun dengan ikon Madiun Kampung Pesilat telah terbentuk, namun hal itu tidak berhenti begitu saja. Untuk berhasil, masih banyak tugas dalam tubuh komunitas tersebut yang harus diselesaikan guna meredam konflik yang selama ini terjadi. Demikian juga dengan permasalahan yang kedepannya akan dihadapi.
"Kami akan terus melakukan evaluasi terkait kegiatan Suroan para pesilat. Targetnya adalah nol kasus pada kegiatan serupa di tahun-tahun mendatang," tukas Kapolres Madiun Kota AKBP Anom Wibowo.
Ia menyadari, tidak mudah menggabungkan pemikiran dan tujuan para pengurus perguruan pencak silat dengan ribuan anggotanya yang memiliki beraneka latar belakang. Baik, budaya, pendidikan, dan watak.
Namun, memutus rantai kerusuhan dan tawuran massal antarpesilat untuk mengubahnya menjadi kerukunan perguruan pencak silat di Madiun, harus dilakukan. Walaupun hal tersebut dimulai dengan langkah yang sederhana seperti membentuk paguyuban.
"Kampung pesilat merupakan ikon Madiun, karena itu sudah saatnya potensi tersebut dijadikan ajang yang positif. Seperti mengadakan pagelaran seni budaya pencak silat sehingga dapat menarik wisatawan domestik," kata AKBP Anom.
Perubahan tersebut harus dilakukan karena akan mendatangkan banyak keuntungan bagi pemerintah daerah dan warga Madiun sendiri. Sebab, dengan kegiatan pencak silat, selain dapat melestarikan budaya, juga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi warga.
Memang masih sangat jauh dari harapan. Hal tersebut masih menjadi pekerjaan rumah atau PR dari polisi, pemerintah daerah, pengurus interen perguruan silat, maupun paguyuban pencak silat sendiri di masa-masa mendatang.
Menurut Anom, masih banyak kegiatan positif lain yang dapat digagas untuk mewujudkan Kota Madiun sebagai Kampung Pesilat. Dibutuhkan tekad dan kesadaran bersama dari berbagai pihak untuk melakukan perubahan besar tersebut.
Ia ingin agar nilai-nilai kemanusiaan yang ada dalam diri para pendekar dan pesilat hendaknya disalurkan dalam bentuk kegiatan yang positif dan bermanfaat. Perbedaan perguruan silat, hendaknya dilebur untuk mewujudkan Madiun yang satu agar tidak ada pertikaian.
Anom menegaskan, Kampung Pesilat Madiun adalah titik nol. Ke depan pihaknya dan semua masyarakat menaruh harapan yang tinggi untuk menjadikan Madiun sebagai kampung pesilat yang aman dan tenteram sehingga menjadi ciri khas dan keunggulan bagi Madiun.
dikutip dari
http://www.antarajatim.com/
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment