Simulasi gelombang otak adalah fenomena yang alami, sama alaminya dengan teori fisika. Getaran suara tertentu yang didengarkan telinga bisa menggetarkan otak, sehingga otak memproduksi gelombang yang frekwensinya sama dengan frekwensi suara yang kita dengar. Hal ini sama saja dengan hukum fisika pada dua garpu tala.
Apabila ada dua buah garpu tala yang senada, apabila salah satu garpu tala diketuk T1 (digetarkan), lalu didekatkan tanpa menyentuhnya kepada garpu tala lain T2 , yang diam, maka garpu tala yang lain ini akan ikut bergetar, dengan nada yang sama. Maka garpu tala T2 disebut beresonansi (ikut bergetar) dengan garpu tala T1 .
Demikian pula otak manusia, dengan diketahuinya setiap tingkat gelombang otak manusia yang mampu beresonansi dari getaran audio, visual, dan sinyal raba atau perasaan, maka kita dapat menstimulasi otak kita agar menghasilkan gelombang otak tertentu sesuai kebutuhan, misalnya untuk meningkatkan kemampuan berpikir, ingatan, pemahaman yang cepat, meditasi, aktifitas-aktifitas supranatural, mengobati atau meningkatkan kesehatan bagi mereka yang menderita ADHD, ADD atau Autism, susah tidur dan seterusnya.
Ada tiga macam cara yang bisa digunakan untuk menstimulasi otak kita. Dua teknologi audio dan satu teknologi visual. Di sini saya hanya akan menjelaskan teknologi simulasi otak dengan suara saja, karena memang itulah yang paling mudah dan murah untuk diaplikasikan.
Binaural Beats
Prinsipnya: apabila 2 gelombang frekwensi f1 dan f2 (telinga kanan dan kiri ) dipadukan menjadi satu, maka secara matematik akan diperoleh hasil sebagai berikut :
* frekwensi dasar yaitu f1 dan f2.
* kelipatan atau harmonik ganjil dari masing2 frekwensi yaitu 3f1, 5f1 dst dan 3f2, 5f2 dst
* selisih dan jumlah dari kedua frekwensi dasar tersebut ( f1 – f2) dan (f1+f2).
Tergantung dari aplikasi matematis tersebut, pada penggunaan dan perhitungan untuk otak maka yang direspon “hanya” f1 dan f2 sebagai suara biasa dan ( f1 – f2 ) yang akan direspon oleh otak sebagai gelombang gamma, beta, alpha, theta atau delta misalnya f1 = 400 hz dan f2 = 410 hz , maka f = 10 Hz direspon otak sebagai gelombang alpha. Maka selisih dua frekwensi yang berbeda ini disebut binaural beat atau pelayangan 2 sinyal. Binaural beat ditemukan dan diselidiki pertama kali oleh Heinrich Wilhelm Dove pada tahun 1839.
Gelombang Isochronics (Monoaural Beat)
Karena dengan sistim binaural beat diperlukan dua headphone stereo (kiri dan kanan) atau pemasangan pengeras suara (speaker) yang dipasang tepat disamping kiri dan kanan, agar otak merespon cukup baik, maka sistim ini kurang nyaman bagi beberapa orang. Maka dipilih cara lainnya yang lebih baik, yaitu dengan sistem Isochronics
Pada gelombang isochronic, maka baik suara yang didengar ditelinga kiri maupun kanan akan memiliki frekwensi suara dan amplitudo yang sama, hanya kedua sinyal tersebut dimodulasikan dengan impuls/switch on/off (hidup/mati) dengan batasan-batasan irama gelombang otak (beta, alpha, theta, delta) tersebut disesuaikan dengan target-batasan aktifitas mental yang akan dicapai seseorang.
Stimulasi gelombang otak yang memakai sistim isochronic punya kelebihan tersendiri yaitu tidak memerlukan headphone stereo. Cukup yang speaker/headphone mono atau 1 headphone atau mono-speaker saja hasilnya sudah sama dengan dua headphone stereo jika menggunakan sistem binaural.
download beberapa contoh gelombang otak
kualitas low, durasi 10 menit file 10mb
download beberapa contoh gelombang Binaural Beats dan Monoaural Beat yang dapat dilakukan untuk banyak hal
kualitas low, durasi 10 menit file 10mb
kualitas high, durasi 30 menit file 30mb
untuk pemula:
-banyaklah membaca literatur tentang gelombang otak
-praktek dengan seorang pembimbing ahli dalam Brain Wave akan sangat lebih baik
beberapa literatur lain tentang Brain Wave
http://www.gelombangotak.com/
http://www.terapiotak4u.com/
1 comment:
Wah keren
Post a Comment